Jakarta- Di antara faedah surat Al Fatihah yaitu terbaginya manusia menjadi tiga golongan. Ada manusia yang dimurkai karena berilmu namun engggan mengamalkan ilmunya.
Ada manusia yang sesat karena beramal asal-asalan tanpa didasari ilmu. Ada manusia jenis ketiga, yaitu yang diberi ilmu dan mengamalkan ilmunya yaitu manusia yang diberi nikmat.
Faedah ini disebutkan dalam ayat,
(6) (7)
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al Fatihah: 6-7).
Jalan yang lurus itulah yang senantiasa kita minta pada Allah. Jalan lurus inilah jalan orang yang diberi nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang yang sesat.
Golongan Orang yang Dimurkai
Inilah golongan pertama. Mereka adalah golongan yang dimurkai. Sifat mereka adalah orang yang berilmu namun enggan mengamalkan ilmunya. Merekalah Yahudi dan yang sejalan dengan mereka dari umat ini yang punya sifat memiliki ilmu, namun tidak mau mengamalkan ilmunya.
Golongan Orang yang Sesat
Golongan orang yang sesat, inilah yang kedua. Mereka adalah ahli ibadah, namun tidak memiliki ilmu. Mereka beribadah pada Allah, namun asal-asalan dengan membuat amalan tanpa tuntunan. Merelah orang sufi dan pelaku bidah. Mereka semua masuk dalam golongan yang sesat. Karena mereka sibuk dengan ibadah namun meninggalkan ilmu. Bahkan mereka sampai mengatakan bahwa dengan belajar malah bisa melalaikan dari ibadah.
Pelajaran Dilihat dari Umumnya Lafazh
Maksud ayat maghdub alaihim (orang yang dimurkai) adalah untuk kalangan Yahudi dan dhoolliin (orang yang sesat) adalah untuk orang Nashrani. Namun ayat tersebut tidak berlaku pada mereka saja, namun setiap yang punya sifat yang sama dengan mereka. Para ulama berkata,
Pelajaran dapat dipetik dari keumuman lafazh, bukan dari kekhususan sebab.
Oleh karenanya pula, sebagian salaf mengatakan,
,
Barangsiapa yang rusak dari ulama kita (yang berilmu), maka mereka punya keserupaan dengan Yahudi. Dan barangsiapa yang rusak dari ahli ibadah kita, maka mereka punya keserupaan dengan Nashrani.
Golongan yang Memperoleh Nikmat
Golongan yang selamat adalah golongan yang ketiga ini. Mereka memiliki sifat berilmu dan beramal. Merekalah golongan yang diberi nikmat sebagaimana disebutkan pula dalam ayat lainnya,
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An Nisa: 69). Jika kita ingin menjadi orang yang mendapatkan nikmat, maka kumpulkanlah sifat memiliki ilmu nafi (bermanfaat) dan beramal sholih.
Bukan Karena Upaya dan Kerja Keras Kita
Supaya menjadi golongan yang diberi nikmat adalah karunia dari Allah, bukan dari usaha kita. Oleh karenanya dalam surat Al Fatihah sudah disebutkan bahwa kita meminta pada Allah hidayah supaya berada di jalan yang lurus. Artinya, untuk berada di atas jalan tersebut hanya dengan karunia Allah, bukan karena daya dan upaya kita. Jadi Allah-lah yang memberi taufik untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat. Allah-lah yang memberi taufik untuk dapat beramal sholih. Jika Allah menghendaki tentu kita pun bisa menjadi orang yang dimurkai dan yang sesat. Jadi yang mengeluarkan dari dua golongan celaka tersebut adalah Allah. Dia-lah yang menjadikan kita dapat menempuh jalan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang sholih. Jadi bukan karena upaya dan kerja keras kita namun karena karunia dari Allah.
Ibnul Qayyim dalam Al Qosidah An Nuniyah mengatakan,
***
Jika Rabbmu mau tentu engkau akan semisal dengan mereka. Karena hati di antara jari jemari Ar Rahman (yaitu Allah)
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang diberi nikmat, bukan termasuk yang dimurkai dan bukan pula yang sesat. Hanya Allah yang memberi hidayah. [ ]
2. Rope squeeze Cara 1 1. Buatlah lingkaran seputar leher sapi dengan menggunakan simpul kupu-kupu di tempat seperti pada gambar 2. Pindahkan ujung tali ke sisi lain yang berlawanan melalui punggung sapi 3. Melewati bagian bawah sapi, peganglah ujung itu dan lingkarkan pada tubuhnya 4. Buatlah ikatan mati tepat di belakang pundak 5. Buatlah tali seperti diatas tepat di depan ambing 6. Tariklah tali tersebut, maka sapi akan robohBurley Ditemukan oleh Dr. D. R. Burley dari Georgia• Kelebihannya : 1. Tidak perlu mengikat tali sekitar tanduk atau leher 2. Tidak menekan thorak, sehingga tidak mengganggu kerja jantung atau paru-paru 3. Tidak membahayakan alat kelamin (jantan) atau buluh darah ambing (betina) 4. Dengan cara ini kedua kaki belakang dapat diikat dengan ujung tali Bahan: Tali sepanjang 40 kaki ( 15 m) 1. Sapi dipegang dengan tali leher yang kuat 2. Letakan tali di atas punggung dengan bagian tengah tepat di atas pundak 3. Kedua ujung tali dilewatkan di antar
Comments
Post a Comment
Sisihkan waktu anda untuk berkomentar..terimakasih.